Tentang Cupang
Ikan ini mempunyai bentuk dan karakter yang unik dan cenderung agresif dalam mempertahankan wilayahnya. Di kalangan penggemar, ikan cupang umumnya terbagi atas tiga golongan, yaitu cupang hias, cupang aduan, dan cupang liar.
Ikan cupang adalah salah satu ikan yang kuat bertahan hidup dalam waktu lama sehingga apabila ikan tersebut ditempatkan di wadah dengan volume air sedikit dan tanpa adanya alat sirkulasi udara (aerator), ikan ini masih dapat bertahan hidup. Perkembangan variasi ditinjau dari segi bentuk dan warna terbilang pesat dalam beberapa generasi terakhir.
Ikan Cupang hias dibagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
- Halfmoon (setengah bulan), cupang jenis ini memiliki sirip dan ekor yang lebar dan simetris menyerupai bentuk bulan setengah. Jenis cupang ini pertama kali dibudidaya di Amerika Serikat oleh Peter Goettner pada tahun 1982.
- Crowntail (ekor mahkota) atau serit, cupang jenis ini pertama kali dibudidayakan oleh seorang peternak cupang yang tinggal di daerah Jakarta Timur, pada tahun 1998. Ciri utamanya adalah sirip dan ekornya yang menyerupai sisir sehingga di namakan serit.
- Double tail (ekor ganda)
- Plakat Halfmoon
- giant (cupang raksasa), cupang jenis ini merupakan hasil perkawinan silang antara cupang biasa dengan cupang alam, cupang jenis ini ukurannya bisa mencapai 12 cm
Ciri menonjol dari ikan yang gerakannya agresif ini adalah warnanya yang menarik dan indah dengan sirip yang lebar dan bisa mekar. Jenis ikan cupang hias yang banyak diminati adalah cupang alam (wild betta), selain cupang hasil budidaya.
Popularitas cupang hias kian berkilau seiring dengan semakin beragamnya corak cupang. Ini yang membuat pasar cupang tidak seperti ikan hias lainnya, yang naik turun seiring dengan tren selera peminat ikan hias.
Pengembangan ikan cupang hias tidak membutuhkan perawatan khusus. Hanya butuh waktu dan ketekunan dalam proses menjodohkan cupang. Hal ini karena ikan jantan sangat pemilih dalam menentukan pasangan.
Selain itu, pasca pemilahan diperlukan pengawasan. Sebab, ada kecenderungan ikan betina yang telah menghasilkan telur akan disingkirkan oleh cupang jantan. Cupang jantan cenderung merawat sendiri telur dan anakan. Sebaliknya, cupang betina cenderung memakan telur hasil pemilahan.
Saat ini, pemasaran sebagian ikan cupang dilakukan melalui internet. Melalui pemasaran berbasis internet itu, produk cupang dalam negeri bisa laku dijual hingga ke benua lain. Ikan yang diekspor umumnya berkualitas tinggi, yaitu berukuran tubuh lebih dari 4,5 sentimeter, dengan harga jual minimal ratusan ribu rupiah.
Semakin bagus bentuk tubuh, fisik, dan sirip cupang, harga jualnya makin bagus. Bisnis ini menguntungkan karena tidak ada standar atau patokan harga tertentu.